A. Function Generator
Pengertian Function
Generator
Function Generator merupakan suatu alat yang
menghasilkan sinyal/gelombang sinus (ada juga gelombang segi empat, gelombang
segi tiga) dimana frekuensi serta amplitudenya dapat diubah-ubah. Pada umumnya dalam
melakukan praktikum Rangkaian Elektronika (Rangkaian Listrik), generator sinyal
ini dipakai bersama-sama dengan osiloskop.
Gambar
Function Generator
Berapa
tombol / saklar pengatur yang biasanya terdapat pada generator ini
adalah:
1. Saklar daya (power switch): Untuk menyalakan generator
sinyal, sambungkan generator sinyal ke tegangan jala-jala, lalu tekan saklar
daya ini.
2. Pengatur Frekuensi: Tekan dan putar untuk mengatur
frekuensi keluaran dalam range frekuensi yang telah dipilih
3. Indikator frekuensi: Menunjukkan nilai frekuensi
sekarang.
4. Terminal output TTL/CMOS: terminal yang menghasilkan
keluaran yang kompatibel dengan TTL/CMOS
5. Duty function: Tarik dan putar tombol ini untuk
mengatur duty cycle gelombang.
6. Selektor TTL/CMOS: Ketika tombol ini ditekan, terminal
output TTL/CMOS akan mengeluarkan gelombang yang kompatibel dengan TTL.
Sedangkan jika tombol ini ditarik, maka besarnya tegangan kompatibel output
(yang akan keluar dari terminal output TTL/CMOS) dapat diatur antara 5-15Vpp,
sesuai besarnya tegangan yang kompatibel dengan CMOS.
7. DC Offset: Untuk memberikan offset (tegangan DC) pada
sinyal +/- 10V. Tarik dan putar searah jarum jam untuk mendapatkan level
tegangan DC positif, atau putar ke arah yang berlawanan untuk mendapatkan level
tegangan DC negatif. Jika tombol ini tidak ditarik, keluaran dari generator
sinyal adalah murni tegangan AC. Misalnya jika tanpa offset, sinyal yang
dikeluarkan adalah sinyal dengan amplitude berkisar +2,5V dan -2,5V. Sedangkan
jika tombol offset ini ditarik, tegangan yang dikeluarkan dapat diatur (dengan
cara memutar tombol tersebut) sehingga sesuai tegangan yang diinginkan (misal
berkisar +5V dan 0V).
8. Amplitude output: Putar searah jarum jam untuk
mendapatkan tegangan output yang maksimal, dan kebalikannya untuk output -20dB.
Jika tombol ditarik, maka output akan diperlemah sebesar 20dB.
9. Selektor fungsi: Tekan salah satu dari ketiga tombol
ini untuk memilih bentuk gelombang output yang diinginkan
10. Terminal output utama: terminal yang mengelurakan
sinyal output utama
11. Tampilan pencacah (counter display): tampilan nilai
frekuensi dalam format 6×0,3″
12. Selektor range frekuensi: Tekan tombol yang relevan
untuk memilih range frekuensi yang dibutuhkan.
13. Pelemahan 20dB: tekan tombol untuk mendapat output
tegangan yang diperlemah sebesar 20dB
Fitur
Function Generator
·
Gelombang persegi - Sinyal berjalan
langsung dari tegangan tinggi ke tegangan rendah.
·
Gelombang sinus - kurva sinyal seperti
sinusoid dari tinggi ke tegangan rendah.
·
Gelombang segitiga - Sinyal berjalan
dari tinggi ke tegangan rendah pada tingkat tetap.
B. OSCILLOSCOPE
Oscilloscope
adalah perangkat atau alat bantu yang biasa digunakan untuk menganalisa frekuensi
yang terdapat didalam perangkat elektronika. Oscilloscope ini juga dapat
dipergunakan dalam menganalisa frekuensi handphone, walaupun jika dilihat dari
sisi fungsi kurang efisien dalam melakukan analisa pada perangkat ponsel.
Manfaatnya dari osilloscope yaitu untuk
mengukur besaran – besaran tegangan frekuensi, periode dan beda fasa. Bentuk
sinyal listrik juga dapat dilihat dengan CRO. Ada berbagai bentuk sinyal
listrik, yaitu: Sinusoida, Segitiga, atau Triangle, Kotak atau Square, denyut
atau Pulse. Berbagai bentuk sinyal listrik tersebut dapat dengan mudah di ukur
tegangannya, periodenyadan juga dapat menentukan beberapa frekuensinya.
Kalibrasi
Kalibrasi adalah
suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran konfensional nilai penunjukan alat
inspeksi, alat pengukuran dan alat pengujian.
Tujuan
kalibrasi
• Menentukan
deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai konvensional penunjukan suatu
instrumen ukur.
• Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar Nasional maupun Internasional.
• Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar Nasional maupun Internasional.
Manfaat kalibrasi
Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan spesefikasinya
Cara Pengkalibrasian Osiloscope :
1. Jangan Lupa Probe / Kabel Penghubung kita Masukan Ke Input ( Chanel 1 / Chanel 2 )
2. Hidupkan Power Osiloscope.
3. Atur Intensitas Cahaya & Fokus-nya Biar Gambar Pada Osiloscope Enak DiLihat.
4. Volt/Div & Time/Div-nya DiAtur Juga Biar Dalam PengKALIBRASIan Dapat DiHitung.
5. Kemudian Salah satu ujung probe ( Probe Ch 1 atau 2 ) kita hubungkan pada tempat Calibrasi ( Biasanya tertulis CAL )
6. Setelah gambar gelombang ( Biasanya Gelombangnya Berbentuk Gelombang Kotak ) telah tampil pada layar Osiloscope baru dapat kita hitung Frekuensi & Volt Peak to Peak dengan rumus dibawah ini.
Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan spesefikasinya
Cara Pengkalibrasian Osiloscope :
1. Jangan Lupa Probe / Kabel Penghubung kita Masukan Ke Input ( Chanel 1 / Chanel 2 )
2. Hidupkan Power Osiloscope.
3. Atur Intensitas Cahaya & Fokus-nya Biar Gambar Pada Osiloscope Enak DiLihat.
4. Volt/Div & Time/Div-nya DiAtur Juga Biar Dalam PengKALIBRASIan Dapat DiHitung.
5. Kemudian Salah satu ujung probe ( Probe Ch 1 atau 2 ) kita hubungkan pada tempat Calibrasi ( Biasanya tertulis CAL )
6. Setelah gambar gelombang ( Biasanya Gelombangnya Berbentuk Gelombang Kotak ) telah tampil pada layar Osiloscope baru dapat kita hitung Frekuensi & Volt Peak to Peak dengan rumus dibawah ini.
Menghitung Frekuensi :
Untuk Menghitung Frekuensi Gelombang Pada Tampilan Layar Osiloscope, Kita Harus Mengetahui Dulu Periodenya Berapa?Baru Dapat menghitung Frekuensinya.Dengan Rumus Sbb:
PERIODE : T = Div Horisontal x Time/Div
FREKUENSI : F = 1/T
Untuk Menghitung Frekuensi Gelombang Pada Tampilan Layar Osiloscope, Kita Harus Mengetahui Dulu Periodenya Berapa?Baru Dapat menghitung Frekuensinya.Dengan Rumus Sbb:
PERIODE : T = Div Horisontal x Time/Div
FREKUENSI : F = 1/T
Menghitung Tegangan Puncak ke Puncak :
Untuk Menghitung Tegangan Puncak Ke Puncak ( Vpp ) Jangan Lupa Kita Harus Mengetahui Skala Pada Volt/Div Nya Dulu Berapa Volt & Juga Tegangan Puncak Ke Puncaknya Berapa Div ( Div Vertikal ).Untuk Menghitung Vpp Kita Gunakan Rumus Sbb :
Untuk Menghitung Tegangan Puncak Ke Puncak ( Vpp ) Jangan Lupa Kita Harus Mengetahui Skala Pada Volt/Div Nya Dulu Berapa Volt & Juga Tegangan Puncak Ke Puncaknya Berapa Div ( Div Vertikal ).Untuk Menghitung Vpp Kita Gunakan Rumus Sbb :
VOLT PEAK TO PEAK : Vpp = Div Vertikal x Volt/Div
Instruksi Kerja
Pengkalibrasian Osiloscope :
·
Masukan Kabel
Power Pada Socket In Put 220 V Yang Terdapat Pada Bagian Belakang Osiloscope.
·
Masukan Socket
Probe Osiloscope Pada Chanel 1 ( X ) atau Chanel 2 ( Y ).
·
Masukan Kabel
Power ( Steker ) Pada Stop Kontak.
·
Atur MODE Pada
Chanel 1 ( X ) atau Chanel 2 ( Y ).
·
Atur COUPLING
Pada AC / DC & SOURCE Pada Chanel 1 ( X ) atau Chanel 2 ( Y ).
·
Hidupkan
Osiloscope Dengan Menekan Tombol Power & Lampu Indikatorpun Akan Menyala.
·
Kalau Di Layar
Osiloscope Belum Ada Tampilan Garis Horisontal Maka Atur HOLDOFF Pada Posisi
AUTO & Pada LEVEL Tombol LOCK Di Tekan.
·
Setelah Ada
Tampilan Garis Horisontal Pada Layar Osiloscope Atur Focus & Intensitas
Cahaya Agar Tampilan Gelombang Enak Di Lihat.
·
Hubungkan Ujung
Probe Osiloscope Pada Calibrasi ( CAL ), Maka Pada Layar Akan Tampil Gambar
Gelombang ( Gelombang Kotak ).
·
Atur Posisi
Vertikal & Horisontal Gelombang Agar Mudah Dalam Melakukan Penghitungan (
Perioda, frekuensi & Volt Peak to Peak ) Untuk PengKalibrasian Osiloscope.
·
Atur Volt / Div
Pada Posisi 1 V & Time / Div Pada 0,5 mS ( .5 mS ).
·
Tinggi
Gelombang Harus 2 Div Karena Pada Kalibrasi Tercatat 2 Vpp, Kalau Tidak Sampai
2 Vpp Atur Variable Pada Chanel 1 ( X ) atau Chanel 2 ( Y ) Untuk Mengatur
Tinggi Gelombang Agar Mencapai 2 Vpp.
·
Panjang 1
Gelombang Penuh Harus 2 Div Horisontal.
Untuk
Menghitung Perioda Menggunakan Rumus :
T = Div Horisontal x Time / Div
= 2 Kotak x 0,5 mS
= 2 x 0,5 . 10-3
= 1 . 10-3 S
Untuk
Menghitung Frekuensi Menggunakan Rumus :
F = 1
T= 1
1 . 10-3= 1000
1= 1000 Hz ( 1 KHz )
Untuk Menghitung Volt Peak to Peak
Menggunakan Rumus :
Vpp = Div Vertikal x Volt / Div
= 2 Kotak x 1 V
= 2 Vpp
Karena Pada
Kalibrasi ( CAL ) Tertulis 2 Vpp & 1 KHz Maka Untuk Penghitungan Di Atas
Menandakan Osiloscope Sudah Sesuai Dalam Pengkalibrasian.
Pada umumnya, tiap osiloskop sudah
dilengkapi sumber sinyal acuan untuk kalibrasi. Sebagai contoh, osiloskop GW
tipe tertentu mempunyai acuan gelombang persegi dengan amplitudo 2V peak to
peak dengan frekuensi 1 KHz.
Beda
Phasa
Beda Phasa adalah perbedaan sudut mulai antara 2 gelombang
sinusoidal yang sedang diamati. Agar lebih jelas perhatikan ketiga gambar
dibawah ini ( Ketiga gelombang dibawah memiliki Frekuensi 1 Hz ) :
A. 50Sin( wt )
B. 50Sin( wt +
45 )
C. 50Sin( wt -
90 )
Perbedaan dari
ketiga jenis gelombang sinus diatas yaitu, sudut dalam memulai besaran
nilainya. Jika Gelombang A memulai awalannya dari nilai sudut nol maka, Gel B
memulai dari sudut 45 dan Gel. C memulainya dari sudut -90. Jika anda bingung,
maka cam kan saja, bila ada gelombang digeser kekiri maka dalam persamaanya
akan Di tambahkan sebesar
pergeserannya [ Ex : Persamaan Gel. B ], Demikian pula sebaliknya.
Cara
Mengukur Beda Fasha
Salah satu
cara mengukur beda fasa adalah menggunakan mode XY. Yaitu dengan memplot satu
sinyal pada bagian vertikal(sumbu Y) dan sinyal lain pada sumbu
horizontal(sumbu X). Metoda ini akan bekerja efektif jika kedua sinyal yang
digunakan adalah sinyal sinusiodal. Bentuk gelombang yang dihasilkan adalah
berupa gambar yang disebut pola
Lissajous(diambil dari nama seorang fisikawan asal Perancis Jules Antoine Lissajous dan diucapkan
Li-Sa-Zu). Dengan melihat bentuk pola Lissajous kita bisa menentukan beda fasa
antara dua sinyal. Juga dapat ditentukan perbandingan frekuensi.
Gambar di bawah ini
memperlihatkan beberapa pola Lissajous dengan perbandingan frekuensi dan beda
fasa yang berbeda-beda.
Pola Lissajous
Pola Lissajous
merupakan pola yang ditimbulkan oleh dua buah gelombang sinusoidal dengan
syarat kedua gelombang tersebut mempunyai frekuensi yang sama dan berada pada
amplitudo yang konstan.
Pola ini akan
digambarkan untuk pengukuran phasa dalam aplikasi mode X-Y pada osiloskop
Bagian ini telah menjelaskan
dasar-dasar teknik pengukuran. Pengukuran lainnya membutuhkan setting up
osiloskop untuk mengukur komponen listrik pada tahapan lebih mendalam,melihat
noise pada sinyal, membaca sinyal transien, dan masih banyak lagi aplikasi
lainnya. Teknik pengukuran yang akan kita gunakan bergantung jenis aplikasinya,
tetapi kita telah mempelajari cukup banyak untuk seorang pemula. Praktek
menggunakan osiloskop dan bacalah lebih banyak mengenai hal ini. Dengan
terbiasa maka pengoperasian dan pengukuran akan menjadi lebih mudah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar